Terinspirasi dari berita-berita lokal baik media cetak maupun elektronik. Selain itu gerah juga waktu liat first leg pertandingan Final AFF Suzuki Cup semalam (Minggu, 26 Desember 2010). Banyak yang mengatakan kekalahan Timnas Indonesia dikarenakan oleh ulah suporter malaysia yang tidak sportif atau bersifat kekanak-kanakan dengan mengarahkan
laser kearah pemain Timnas Indonesia. Bagi saya ini memang merupakan tindakan yang kurang terpuji.
Gak tau apa karena mereka takut kalah di kandang sendiri atau gimana, yang pasti ulah mereka cukup membuat warga Indonesia gerah, ya termasuk saya juga. Bukan karena pingin ikut-ikutan, tapi emang kalo urusan sepakbola, jiwa nasionalisme saya mencapai puncaknya. hehe...
Dipostingan kali ini, yang akan saya bahas bukan mengenai suporter malaysia atau kekalahan Indonesia. Kutipan diatas merupakan sebagian unek-unek saya. Yang akan saya bahas disini mengenai
"laser" yang membuat pemain Timnas kita gregetan.
Mungkin ada sebagian dari sobat yang udah tau tentang
laser atau semacamnya. Tapi gak ada salahnya saya bahas sedikit disini. Mumpung lagi hot-hotnya. hehe...
Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) merupakan mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik, biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat lihat dengan mata normal, melalui proses pancaran terstimulasi. Pancaran laser biasanya tunggal, memancarkan foton dalam pancaran koheren.
Laser juga dapat dikatakan efek dari mekanika kuantum.
Sejak diperkenalkannya laser pada tahun 1960, sebagai sebuah penyelesaian suatu masalah, maka dalam perkembangan berikutnya
laser telah digunakan secara meluas, dalam bermacam-macam aplikasi modern, termasuk dalam bidang optik, elektronik, optoelektronik, teknologi informasi, sains, kedokteran, industri, dan militer. Secara umum, laser dianggap suatu pencapaian teknologi yang paling berpengaruh dalam abad ke-20.
Umumnya
laser beroperasi dalam spektrum tampak pada frekuensi sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro. Pada awalnya peralatan penghasil sinar
laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Sinar
laser yang dihasilkan belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran
laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.
Dalam teknologi
laser, cahaya yang koheren menunjukkan suatu sumber cahaya yang memancarkan panjang gelombang yang diidentifikasi dari frekuensi yang sama, beda fasa yang konstan dan polarisasinya. Selanjutnya untuk menghasilkan sebuah cahaya yang koheren dari medium lasing adalah dengan mengontrol kemurnian, ukuran, dan bentuknya. Keluaran yang berkelanjutan dari
laser dengan amplituda-konstan (dikenal sebagai CW atau gelombang berkelanjutan), atau detak, adalah dengan menggunakan teknik Q-switching, modelocking, atau gain-switching.
Beberapa kelebihan
laser diantaranya adalah kekuatan daya keluarannya yang amat tinggi sangat diminati untuk beberapa applikasinya. Namun demikian
laser dengan daya yang rendah sekalipun (beberapa miliwatt) yang digunakan dalam pemancaran, masih dapat membahayakan penglihatan manusia, karena pancaran cahaya
laser dapat mengakibatkan mata seseorang yang terkena mengalami kebutaan dalam sesaat atau tetap.
Mungkin para penggemar sepakbola udah banyak yang tau bahwa "insiden"
laser yang terjadi pada first leg Final AFF Suzuki Cup semalam tidak terjadi sekali itu saja, bahkan berulang-ulang. Bahkan pada partai semifinal malaysia vs vietnam di stadion bukit jalil malaysia, insiden itu juga terjadi. Dan didunia sepakbola eropa juga sering mengalami hal-hal tersebut. Seperti yang terjadi pada bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo dan pelatihnya, Jose Mourinho.
Sumber :
wikipedia.org dan
liputan6.com